Marhaenisme — Sekolah Politik Rakyat Ala Bung Karno

Soekarno (Foto: Getty Images/Express).
banner 468x60

Kontranarasi.com – Marhaenisme merupakan gagasan politik Bung Karno yang berakar pada kehidupan rakyat kecil. Konsep ini lahir dari pertemuannya dengan seorang petani sederhana bernama Marhaen di Bandung. Dari sosok itu, Bung Karno melihat bahwa rakyat kecil sebenarnya memiliki kekuatan besar bila mereka sadar akan hak dan potensinya. Marhaenisme kemudian menjadi dasar pendidikan politik yang membebaskan rakyat dari ketidaksadaran sosial dan ekonomi.

Bagi Bung Karno, pendidikan politik harus dimulai dari rakyat, bukan dari kalangan elite. Ia ingin agar setiap rakyat memahami posisinya sebagai pemilik sah negara. Pendidikan politik ala Marhaenisme bukanlah pelajaran di ruang kelas, melainkan proses penyadaran bahwa rakyat adalah kekuatan utama bangsa. Bung Karno mengajarkan agar rakyat tidak bergantung pada tuan-tuan modal, melainkan berdiri di atas kaki sendiri dengan alat produksi yang mereka miliki.

Dalam pendidikan politik yang berlandaskan Marhaenisme, Bung Karno menanamkan semangat kemandirian dan keadilan sosial. Ia menolak sistem kapitalisme yang menindas rakyat kecil dan menumbuhkan ketimpangan. Pendidikan politik harus mengarahkan rakyat untuk sadar bahwa kesejahteraan bukan pemberian penguasa, melainkan hasil perjuangan bersama. Dengan kesadaran ini, rakyat tidak mudah diperdaya oleh janji kosong politik praktis.

Marhaenisme juga mengajarkan pentingnya solidaritas antar rakyat kecil. Bung Karno melihat bahwa kekuatan rakyat hanya bisa tumbuh melalui persatuan. Pendidikan politik dalam semangat Marhaenisme menumbuhkan rasa percaya diri rakyat terhadap kemampuan sendiri. Ia mengajak rakyat untuk mengubah pola pikir dari objek penderita menjadi subjek yang menentukan arah perubahan sosial dan politik.

Kini, ajaran Marhaenisme tetap menjadi cermin bagi pendidikan politik Indonesia. Di tengah ketimpangan sosial dan dominasi kepentingan elite, semangat Marhaenisme mengingatkan kita bahwa kekuatan sejati bangsa ada pada rakyat. Pendidikan politik harus kembali menjadi alat pemberdayaan, bukan sekadar retorika kekuasaan. Seperti yang diajarkan Bung Karno, rakyat yang sadar politik adalah rakyat yang merdeka.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *